SEJARAH HARI VALENTINE
Berdasarkan apa yang dikutip dari Wikipedi (ind), banyak versi yang mengemukakan sejarah hari valentine.
Perayaan Kesuburan bulan Februari
Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan
korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur,
mereka akan lari-lari di jejalanan kota Roma sembari membawa
potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka
jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena
percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa
melahirkan dengan mudah.
Hari Raya Gereja
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:
- seorang pastur di Roma
- seorang uskup Interamna (modern Terni)
- seorang martir di provinsi Romawi Africa.
Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus.
Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini
untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via
Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus.
Kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969
sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus
santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Valentinius
Guru ilmu Gnostisisme yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143.
Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama
dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda
dengan konsep... dalam agama Kristen yang umum. Stephan A. Hoeller, seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang Valentinius mengenai hal ini: "Selain sakramen permandian, penguatan, ekaristi, imamat
dan perminyakan, aliran gnosis Valentinius juga secara prominen
menekankan dua sakramen agung dan misterius yang dipanggil "penebusan
dosa" (apolytrosis) dan "tempat pelaminan"..." .
Era abad pertengahan
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis,
di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari
pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan
Inggris pertengahan ternama Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa
-
- For this was sent on Seynt Valentyne's day ("Untuk inilah dikirim pada hari Santo Valentinus")
- When every foul cometh there to choose his mate ("Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya")
Pada zaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran
catatan pada hari ini dan memanggil pasangan mereka "Valentine" mereka.
Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan
bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London. Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada zaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:
- Sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (orang suci dalam ajaran Katolik), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis, "Dari Valentinusmu".
- Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.
Hari Valentine pada era modern
Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts.
Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar
dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu
Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary".)
Tradisi Hari Valentine di negara-negara non-Barat
Di Jepang,
Hari Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran, sebagai
hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi permen
cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan
menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di
kantor-kantor. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria
mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai Giri-choko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, sebuah hari balasan, disebut “Hari Putih”(White Day) muncul. Pada hari ini (14 Maret), pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.
Di Taiwan,
sebagai tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih, masih ada satu
hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik dari
fungsinya. Namanya adalah "Hari Raya Anak Perempuan" (Qi Xi). Hari ini diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut tarikh kalender kamariyah Tionghoa.
Di Indonesia,
budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya
ini menjadi budaya populer di kalangan anak muda. Bentuk perayaannya
bermacam-macam, mulai dari saling berbagi kasih dengan pasangan, orang
tua, orang-orang yang kurang beruntung secara materi, dan mengunjungi
panti asuhan di mana mereka sangat membutuhkan kasih sayang dari sesama
manusia. Pertokoan dan media (stasiun TV, radio, dan majalah remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan valentine.
- Orang akan lebih menyadari hakekat manusia sebagai mahluk sosial yang yang selalu memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Tuhan menciptakan manusia tidak sendiri, ini berarti hakekat mahluk sosial telah ada sejak penciptaan manusia sebagai pemberian sang pencipta. Manusia moderen lebih cenderung hidup individualis dengan tidak mengindahkan kehidupan sosial disekelilingnya. Dengan merayakan hari Valentine kita diingatkan bahwa ada orang lain disekeliling kita yang membutuhkan pengasihan. Jika saat ini kita merasa adalah orang yang tidak perlu dikasihani maka masih banyak orang disekeliling kita yang membutuhkan pengasihan. Namun hal yang perlu ditekankan dalam mengasihi orang lain adalah dengan tidak terbatas pada ruang dan waktu. Dengan demikian kita tetap menjaga hakekat mahluk sosial yang telah diberikan Sang Pencipta sejak dari semula.
- Tradisi pemberian kartu dan atau bingkisan pada perayaan hari valentine hanyalah sekedar tradisi atau kebiasaan yang tidak bermakna. Bukan materi atau bahan yang diberikan yang menjadi titik beratnya tetapi keiklasan, kerelaan hati dan ketulusan dalam memberilah yang harus dijunjung tinggi untuk memaknai kartu ucapan atau bingkisan yang juga adalah bagian dari perayaan hari valentine. Dan yang paling penting wujud kasih sayang bukanlah dinilai dengan materi yang diberikan tapi dari kebahagiaan orang lain yang menerima kasih sayang yang kita berikan.
- Bukan lagi fakta yang tidak terbantahkan jika dijaman sekarang ini ada banyak penyimpangan sosial yang muncul sebagai imbas perayaan hari valentine. Fakta inilah yang perlu ditentang dan bukan mengkambing hitamkan hari valentine. Hari Valentine hanyalah suatu konsep yang diciptakan manusia dengan amanat mulia pada mulanya. Jika dikemudian hari ada banyak orang yang melakukan hal - hal yang tidak bisa diterima oleh norma - norma yang diakui dalam masyarakat pada umumnya atau lebih khusus pada budaya masyarakat timur maka mereka sesungguhnya adalah korban kemajuan jaman. Adalah tugas seluruh komponen masyarakat bukan hanya tokoh pendidikan dan tokoh agama saja yang harus memerangi penyimpangan dalam perayaan Hari Valentine.
- Tetap rayakan Hari Valentine dengan tidak memandang latar belakang sejarahnya tetapi merayakan itu sebagai pemaknaan manusia dalam wujud mahluk sosial yang harus tetap memberi kasih sayang, bukan hanya pada sesama mahluk sosial tetapi juga dengan alam ciptaan Sang Khalik tanpa harus terbatas dengan ruang dan waktu.
mantap berusaha truss,, spaya jadi mantap ini blog,,, ok,,??
BalasHapusekh,, jang lupa kunjungi nech,
http://find4something.blogspot.com
Thank you Bro untuk suporrt nya.
Hapus